Hampir setiap orang normal mempunyai cita-cita hidup. Banyak orang bermimpi agar cita-cita itu menjadi nyata dan tercapai dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Keinginan untuk segera tercapai sebenarnya adalah kemauan otak. Secara prinsip, otak bekerja atas dasar pengalaman yang terekam memori. Jawaban yang diperoleh jika mengandalkan otak biasanya tidak tunggal melainkan bersifat alternatif yang tidak pasti. Orang beriman tidak perlu berlebihan mengandalkan otak seperti itu karena ada resikonya. Dalam konteks ini, perlu tindakan transisi, yakni berdoa. Dalam doa, Tuhan diundang untuk melihat dalam memutuskan yang tepat sesuai konteks kebutuhan. Bawalah masalah atau harapan dalam doa. Kemudian setia dan sabar mendengarkan tuntunan-Nya melalui suara hati atau yang lain dalam bentuk 'aha moment' . Supaya jelas dan dapat dilakukan, maka perlu satu anak tunggal lain yaitu bertobat. Bertobatlah dari Ambisi melampaui kapasitas otakmu, karena yang melampaui kapasitas otak akan merusak otak dan kesehatan tubuh yang lain. Satu yang juga penting dalam situasi seperti itu adalah bersungguh-sungguh tanpa memikirkan hasilnya secara berlebihan. Jangan membuang waktu berpikir tentang hasilnya, tetapi gunakan energimu dengan sungguh-sungguh dalam proses dan setia melibatkan Tuhan di dalamnya.
Dari buku Percikan Inspirasi Porat Antonius
(Conn)
Salam Suka Cita. 🙏🙏❤❤😍😘😘
Comments
Post a Comment