Skip to main content

Posts

Harapan

 HARAPAN Berharap yang lebih pada orang lain biasanya akan berujung pada kekecewaan karena manusia terbatas untuk memenuhinya. Berbeda jika berharap pada Tuhan. Hidup ini akan lebih santai. Yang penting sebenarnya adalah menjadi orang baik yang selalu bersukacita dan menjadi harapan orang lain, misalnya, dalam menghibur. Tuhan akan dengan setia menambahkan segala sesuatu pada orang yang terus berjuang untuk menjadi harapan bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Dari buku Percikan Inspirasi Porat Antonius (Conn) Salam Suka Cita. 🙏🙏❤❤😍😘😘
Recent posts

Enemy

Kata enemy yang diterjemahkan sebagai musuh dalam bahasa indonesia adalah keliru. Secara etimologi berasal dari bahasa Latin yaitu inamicus, in yang berarti bukan atau belum, dan amicus yang berarti teman. Secara etimologis, enemy sama dengan orang yang bukan atau belum menjadi teman.  Dalam perintah kitab suci orang Kristen tertulis KASIHILAH MUSUHMU. Sesuai arti etimologi di atas, kalimat itu sama dengan kasihilah yang bukan temanmu. Dengan arti ini, maka mengasihi musuh sesuai teks Injil itu mudah untuk menjadikannya teman. Ketika banyak orang menjadi teman maka sama artinya dengan tidak mempunyai musuh dalam arti yang belum berteman. Mungkin saja ada orang yang sungguh sama dengan musuh dalam pengertian Kebanyakan orang, yakni yang mengancam hidup. Kasih adalah senjata untuk menghadapi orang semacam itu. Semakin banyak teman yang didapatkan melalui cara mengubah orang asing menjadi teman akan semakin sempit ruang gerak bagi orang yang membenci atau memusuhimu. Dalam konteks sep...

Kebaikan

  Kebaikan itu tidak sebatas state of mind , dalam arti sabar, tenang dan tidak marah. Kebaikan lebih dari itu. Masih ada juga kebaikan dalam ukuran beriman, yaitu kebaikan dalam ukuran Allah. Kebaikan adalah yang mengalir keluar. Sabar, misalnya,   mengalir dalam bentuk senyuman ketika berhadapan dengan orang yang menyebalkan. Dengan kata lain, kebaikan diukur dari jumlah orang yang pernah dibantu, jumlah orang yang merasakan senyuman, jumlah orang yang merasa didengarkan atau diterima. Mengusir orang dari rumah sama artinya mengusir kebaikan dan para malaikat yang setia menuntun manusia di dalam kebaikan. Sejauh diamati ukuran kebaikan hidup yang umum pada manusia adalah banyaknya jumlah yang masuk untuk dirinya sendiri. Ukuran itu berbeda dan bertentangan dengan kebaikan sebagai citra Allah. Ukuran kebaikan sebagai citra Allah adalah jumlah yang keluar, antara lain dengan berbagi. Berbagi, itulah kebaikan tertinggi. Berbagilah maka kebaikanmu akan berlipat ganda dan me...

Sabar Dalam Proses

  Hampir setiap orang normal mempunyai cita-cita hidup. Banyak orang bermimpi agar cita-cita itu menjadi nyata dan tercapai dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Keinginan untuk segera tercapai sebenarnya adalah kemauan otak. Secara prinsip, otak bekerja atas dasar pengalaman yang terekam memori. Jawaban yang diperoleh jika mengandalkan otak biasanya tidak tunggal melainkan bersifat alternatif yang tidak pasti. Orang beriman tidak perlu berlebihan mengandalkan otak seperti itu karena ada resikonya. Dalam konteks ini, perlu tindakan transisi, yakni berdoa. Dalam doa, Tuhan diundang untuk melihat dalam memutuskan yang tepat sesuai konteks kebutuhan. Bawalah masalah atau harapan dalam doa. Kemudian setia dan sabar mendengarkan tuntunan-Nya melalui suara hati atau yang lain dalam bentuk 'aha moment' . Supaya jelas dan dapat dilakukan, maka perlu satu anak tunggal lain yaitu bertobat. Bertobatlah dari Ambisi melampaui kapasitas otakmu, karena yang melampaui kapasitas otak akan meru...

Buruk Bukanlah Realitas Jelek

Ada berita buruk yang isinya, misalkan, " Pak Anton mengikuti ajaran sesat". Cerita itu tidak hanya buruk Tetapi menjelekkan. Ada juga yang lain, " jangan ikut Pak Anton karena disuruh minum air sumur". Yang ini bukan menjelekkan tetapi kenyataan. Tetapi yang bilang, " minum air sumur di rumah Pak Anton berbahaya, menyebabkan orang mati ", yang seperti itulah yang menjelekkan.  Menjelekkan itu sama dengan membuat sesuatu yang baik menjadi jelek. Sebaliknya, menerima yang jelek dengan ikhlas dan mengubahnya menjadi baik Itulah kebaikan, dan itulah yang wajib bagi orang beriman, karena yang buruk itu belum tentu jelek. Jadi orang beriman dan orang baik adalah orang yang meredam kejelekan dan mengubahnya menjadi kebaikan. Dari buku Percikan Inspirasi Porat Antonius (Conn) Salam Suka Cita. 🙏🙏❤❤😍😘😘

Mari Tersenyum

Senyum itu bahasa kasih..bahasa iman. Tuhan dlm diri kita (Aku) yg mentrigger (memicu) nya Saat kita tersenyum -   hati akan terasa enak...seolah olah saraf saraf berkembang aktif.. itulah Tuhan yang ada dlm diri kita yg menggerakkan..Tuhan berkomunikasi Nha...saat bertemu org lain.. ceritanya begini: Di dlm org lain itu ada Tuhan juga (ada Aku), kalau bertemu org dewasa tercerahkan/sukacita...coba ajak senyum...pasti dia akan ikut senyum. Karena Allah dlm diri dia sama dengan Tuhan di dalam diriku. Frekuensi nya  sama...pasti ikut bergetar..nyambung, komunikasi nyambung. Kalau org dewasa yg gak ikut senyum (...saat kita sapa dg senyum)..mgkn dia sedang marah..sedang jengkel..itu artinya seolah olah desakan Tuhan dlm dirinya (utk tersenyum) tertutupi oleh marahnya....sehingga tidak merespon. Saat bertemu bayi/balita? eksperimen kecil saya : saat berhenti di trafficlight, di depan saya ada anak balita digendong ibunya, menoleh ke belakang. saya coba memikat perhatian dia d...

Doa

Sarana berkomunikasi dengan Tuhan pada umumnya orang mengatakan kegiatan tersebut disebut doa. Doa saat ini dipandang sebagai komunikasi 1 arah dari manusia untuk Allah. Allah (harus) mengikuti keinginan manusia untuk bisa menyelesaikan masalah hidup nya. Doa seperti itu bisa saja dan bagus juga. Tapi akan lebih bagus lagi jika sikap doa kita lebih pasif, maksudnya saat kita berkomunikasi dengan Allah lebih mendengarkan apa saja yang Allah kehendaki pesan/perintah Nya, lalu langsung melakukan pesan/perintah tersebut tanpa syarat apapun. Di istilahkan Audio et Labora, bukan lagi Ora et Labora. Sikap doa seperti inilah sejatinya yang dikehendaki Allah dewasa ini. Melepaskan ego (tubuh/otak/pikiran/logika) lalu mengutamakan fungsi jiwa sebagai alat komunikasi kita kepada Allah. FYS